Kulit aku ini..

Air-cond yang kuat di ofis ni telah sebabkan permukaan kulit aku ni macam orang yang dah berumur sangat tua pulak. Sedihnya bila tengok kulit tangan dan kaki. Walaupun asyik sapu lotion dalam ofis, ada nampak juga kekeringannya. Arghhhh aku tak mahu jadi tua sebelum masanya.

LargeGaspLargeGaspLargeGaspLargeGaspLargeGasp

18 comments:

  1. Ada orang kata. Petua lah kan. Letak gelas yang ada air kosong di depan kita. Nanti, suhu dapat dilembabkan sikit. Jadi, takdelah kekeringan.

    ReplyDelete
  2. pakcique - ooooo naz baru tau. terima kasih ;)

    ReplyDelete
  3. tu lah kesan2 air cond yg tak best..

    ReplyDelete
  4. siti - dh la air-cond ni xleh nk control suhu dia +_+

    nasri - tp bos ofis ni xsuka panas2 +_+

    ReplyDelete
  5. ooo..bos gne air cond..
    cik nazra xyh gne..haha

    ReplyDelete
  6. ermm... agak menarik petua dari pakcik Que. : )

    ReplyDelete
  7. wah,leyh jdik nenek pasney. ahah ;DD

    ReplyDelete
  8. nenek nazra.. hahaks.

    =p

    lama i xmengomen u.. hihi. berubah lagik page.. hmm..

    ReplyDelete
  9. cehhh suma harap aku jd nenek nih apa kes +_+

    ReplyDelete
  10. jangan cepat tua donk, soalnya kak nazra cantik dweh

    ReplyDelete
  11. ocim - manis mulut kamu ini eh ^_^

    ReplyDelete
  12. TERJEPIT DUA KEADAAN

    Assalamu’alaikum wr. wb.

    Saudaraku…,
    Bagi kita yang saat ini sudah menjadi pengusaha sukses, sadarkah kita bahwa dahulu ketika kita terlahir di dunia ini, kita tidak mempunyai apa-apa bahkan sehelai benang sekalipun? Dan tanpa kita sadari, begitu pulalah nantinya pada saat kita pergi meninggalkan dunia ini. Semua yang pernah kita usahakan dan kita raih saat ini, akan kita tinggalkan begitu saja. Dan kita tidak punya apa-apa lagi, seperti saat kita terlahir dahulu.

    Saudaraku…,
    Bagi kita yang saat ini sudah menjadi karyawan dan sukses berkarier hingga berbagai jabatan strategis pernah dan sedang kita pegang, sadarkah kita bahwa dahulu ketika kita terlahir di dunia ini, kita juga tidak mempunyai apa-apa, bahkan sehelai benang sekalipun? Dan tanpa kita sadari, begitu pulalah nantinya pada saat kita pergi meninggalkan dunia ini. Semua yang pernah kita usahakan dan kita raih saat ini, akan kita tinggalkan. Dan kita tidak punya apa-apa lagi, seperti saat kita terlahir dahulu. Karena hanya selembar kain kafan putih yang menyertai kita di liang lahat.

    Saudaraku…,
    Bagi kita yang saat ini sudah mempunyai harta kekayaan yang melimpah, sadarkah kita bahwa dahulu ketika kita terlahir di dunia ini, kitapun tidak mempunyai apa-apa? Dan tanpa kita sadari, begitu pulalah nantinya pada saat kita pergi meninggalkan dunia ini. Semua harta kekayaan yang kita miliki saat ini, akan kita tinggalkan begitu saja untuk selanjutnya beralih kepemilikannya kepada orang lain. Dan kita tidak punya apa-apa lagi, seperti saat kita terlahir dahulu.

    Saudaraku…,
    Bagi kita yang saat ini sudah mempunyai suami/istri yang sholeh/sholihah yang senantiasa setia menemani perjalanan hidup kita – baik dikala suka maupun duka – sadarkah kita bahwa dahulu ketika kita terlahir di dunia ini, kita tidak mengenal siapapun? Dan tanpa kita sadari, begitu pulalah nantinya pada saat kita pergi meninggalkan dunia ini. Suami/istri yang sholeh/sholihah yang senantiasa setia menemani perjalanan hidup kita selama ini, juga akan meninggalkan kita dan membiarkan kita sendirian memasuki liang lahat. Demikian seterusnya...

    Saudaraku…,
    Demikianlah keadaan kita. Ternyata kita senantiasa terjepit oleh dua keadaan. Dulu kita tidak punya apa-apa, sekarang punya apa-apa, nantinya kita tidak punya apa-apa lagi.

    Jika sudah demikian, apakah kita masih tetap saja menyombongkan kesuksesan usaha yang telah kita raih saat ini? Apakah kita masih saja merasa besar dengan karier yang telah kita genggam saat ini? Apakah kita masih saja membanggakan harta kekayaan yang telah kita miliki saat ini? Apakah kita masih ...? Apakah kita masih ...? Dst... Sementara pada saatnya nanti, semuanya itu akan meninggalkan kita? Dan membiarkan kita sendirian memasuki liang lahat?

    Saudaraku…,
    Jika masa itu telah tiba, maka semua yang kita sombongkan, semua yang kita banggakan, ternyata sedikitpun tidak mampu memberi pertolongan/manfaat kepada kita. ”Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan”. (QS. Al Lahab. 2).

    ”Sesungguhnya Karun** adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri". (QS. Al Qashash. 76). **) Karun adalah salah seorang anak paman Nabi Musa a.s.

    ”Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS. Al Hadiid. 20).

    ”Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikitpun (untuk menolong) mereka dari azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al Mujaadilah. 17). Na’udzubillahi mindzalika!

    Saudaraku…,
    Jika masa itu telah tiba, maka hanya amalan-amalan yang kekal lagi saleh-lah yang lebih baik pahalanya di sisi Allah SWT serta lebih baik untuk menjadi harapan. ”Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. (QS. 18. 46) => Maksudnya: Al Qur’an surat ke-18 ayat ke-46, atau Al Qur’an surat Al Kahfi ayat ke-46.

    ”Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga)”. (QS. Saba’. 37). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi.blogspot.com Maaf, jika kurang berkenan}.

    ReplyDelete
  13. sy suka vaseline utk kekeringan kulit...beli lotion tak berkesan sngat...

    ReplyDelete
  14. TITIPAN ILLAHI
    Assalamu’alaikum wr. wb.

    Saudaraku…,
    Sesungguhnya Allah telah mengingatkan kita, bahwa tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan Allah akan menguji kita dengan keburukan dan kebaikan. Hingga akhirnya, kita semua akan dikembalikan kepada-Nya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al Qur’an berikut ini: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”. (QS. Al Anbiyaa’. 35).

    Saudaraku…,
    Jika kita renungi lebih jauh lagi, sesungguhnya kepemilikan kita atas segala sesuatu selama kita hidup di dunia ini, ternyata hanyalah kepemilikan yang semu belaka. Bahkan, semua yang kita miliki tersebut, hakekatnya hanyalah titipan Allah semata. Karena ternyata pemilik yang sesungguhnya hanyalah Allah, termasuk jiwa dan raga kita sekalipun. “Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.” (QS. Maryam. 64). “Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu. (QS. An Nisaa’. 126). “Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran. 180).

    Oleh karena itu, janganlah kita terlalu bergembira dengan apa saja yang telah berhasil kita raih / telah berhasil kita miliki. Apakah itu berupa harta kekayaan, jabatan, istri yang sholihah, dst.

    Sebaliknya, kita juga jangan terlalu berduka cita terhadap segala sesuatu yang luput dari kita, apakah itu berupa kehilangan jabatan, pekerjaan, harta kekayaan, orang-orang yang kita cintai, dll., dst. Karena pada hakekatnya, semuanya itu hanyalah titipan Allah semata. Karena sesungguhnya Allah-lah pemilik seluruh alam semesta beserta isinya, termasuk jiwa dan raga kita. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al Qur’an berikut ini: “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira** terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (QS. Al Hadiid. 23). **) Yang dimaksud dengan terlalu gembira disini adalah gembira yang telah melampaui batas, yang menyebabkan kesombongan, ketakaburan, dan lupa kepada Allah.
    {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi.blogspot.com Maaf, jika kurang berkenan}.

    ReplyDelete
  15. DATANG UNTUK PERGI

    Assalamu’alaikum wr. wb.

    Saudaraku…,
    Di bumi ini kita dilahirkan. Di bumi ini kita menjalani kehidupan seperti saat ini, untuk kemudian di bumi ini pula kita akan mati dan meninggalkannya untuk selama-lamanya hingga pada saatnya nanti, dari bumi ini pula kita akan dibangkitkan. “Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan”. (QS. Al A’raaf. 25).

    Saudaraku…,
    “Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS. An Nahl. 70).

    Saudaraku…,
    Begitulah gambaran kehidupan yang telah dan akan kita lalui. Seolah-olah, di bumi ini kita datang hanya untuk pergi. Pergi selama-lamanya untuk kemudian mempertanggungjawabkan kepada-Nya terhadap segala yang telah kita perbuat selama kita menjalani kehidupan di bumi ini. “Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)”. (QS. At Takaatsur. 8).

    Lalu..., berapa tahunkah lamanya kita akan tinggal di bumi ini?".

    Saudaraku…,
    Jika kita merenungi kembali masa-masa yang telah kita lalui, maka sampailah pada satu kesimpulan, bahwa ternyata kita tinggal di bumi ini dalam waktu yang teramat singkat. Demikian singkatnya kita tinggal di bumi ini, hingga serasa hanya sehari atau setengah hari saja. Yah..., kita tidak tinggal di bumi ini, melainkan hanya sebentar saja. “Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?". Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung". Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui**)". (QS. Al Mu’minuun. 112-114). **) Maksudnya ialah: mereka hendaknya harus mengetahui bahwa hidup di dunia itu hanyalah sebentar saja. Sebab itu, mereka seharusnya janganlah hanya mencurahkan perhatian kepada urusan duniawi saja.

    Saudaraku…,
    Sekali lagi, begitulah gambaran kehidupan yang telah dan akan kita lalui. Demikian singkatnya kita tinggal di bumi ini, hingga akhirnya – dengan izin Allah – ajal menjemput kita. “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”. (QS. Ali ‘Imran. 145).

    Saudaraku…,
    Sesungguhnya: ”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (QS. Ali ‘Imran. 185).

    Saudaraku…,
    Sesungguhnya: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”. (QS. Al ‘Ankabuut. 57). ”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”. (QS. Al Anbiyaa’. 35).

    Saudaraku…,
    ”Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)”. (QS. Az Zumar. 30). ”Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati”. (QS. Al Mu’minuun. 15).

    {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi.blogspot.com Maaf, jika kurang berkenan}.

    ReplyDelete
  16. kuIna Jentayutiara - betul, sya setuju ^_^

    ReplyDelete

1Komen, idea bernas didahulukan, kritikan diutamakan